Fenomena babi ngepet di Indonesia bukanlah cerita baru di masyarakat. Banyak yang meyakini jika babi ngepet merupakan manusia yang sedang mencari kekayaan. Cara pesugihan seperti ini biasanya dilakukan pada malam hari.
Dalam sejumlah cerita atau tayangan-tayangan televisi sering digambarkan manusia berubah menjadi babi lalu menyasar rumah-rumah warga yang ditenggarai memiliki banyak uang.
Saat babi ngepet beraksi, seseorang, biasanya istri dari babi ngepet, bertugas menjaga lilin. Api lilin itu akan bergoyang jika sang babi ngepet dalam kondisi bahaya, sang penjaga lilin pun harus segera meniupnya agar selamat.
Saat akan beraksi biasanya orang itu mengenakan jubah hitam untuk menutupi tubuhnya, lalu secara ajaib dengan sendirinya berubah menjadi babi. Babi ngepet biasanya mengambil uang dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di diding rumah atau di pintu lemari sang korban.
Pesugihan seperti ini di Jawa Timur, biasa disebut 'celeng kresek'. Konon untuk dapat memperoleh ilmu ini tidak lah semudah membalikan telapak tangan.
Salah satu syarat yang harus dilakoni misalnya dengan berpuasa. Sesajinya berupa kembang telon, minyak wangi dan secawan darah ayam cemani.
Risiko pesugihan seperti ini tentu berat. Ada yang menyebut untuk melancarkan keinginan agar cepat kaya, anggota keluarga dijadikan tumbal. Bisa juga si orang itu menjadi tumbal karena tak mampu menyediakan sesajen.
Pernah juga dikabarkan ada babi jadi-jadian yang berhasil ditangkap. Jika warga main hakim sendiri, si pemilik juga otomatis akan babak belur. Bahkan jika emosi warga sudah tak bisa diredam nyawa taruhannya.
Tentu jalan pintas seperti ini sangat bertentangan dengan ajaran agama. Hendaknya manusia yang memiliki cita-cita ingin kaya raya harus bekerja keras untuk mencapainya. Di dunia bergelimang harta, namun di akhirat siap-siap saja menebus dosanya.
suka dengan artikel ini, jangan lupa "Like" disini yah