Cara Menangani HubunganSeks Yang Buruk
Musik lembut mengalun indah, pakaian anda dan pasangan telah tersebar dilantai, anda dan pasangan telah bergumul bersama, dan akhirnya menyelesaikan permainan. Tapi.. tidak ada gejolak gairah yang meledak-ledak, tidak ada klimaks yang yang penuh gejolak. Anda berdua telah masuk dalam keadaan seks yang buruk.
Hal ini menimbukan pertanyaan, bagaimana mungkin di film-film maupun dalam buku-buku yang dibaca, semua orang mengalami seks yang berapi-api, sedangkan anda dan pasangan bahkan tidak mampu membuat percikan api.
Film dan buku-buku seks telah memberi pelajaran miring bahwa seks harus diakhiri dengan orgasme, bahkan terjadi multi orgasme. Sehingga saat anda merasa bahwa anda tidak sama dengan gambaran dalam film ataupun buku, anda akan bertanya “apa yang salah dengan hubungan seks saya dan pasangan”
Pada kenyataannya seks tidaklah sempurna sebagaimana digambarkan pada layar, seks tidak selalu diakhiri dengan orgasme yang dahsyat. Menurut seksologi Logan Levkoff, PhD “Seks yang baik tidaklah harus selalu orgasme, akan tetapi dapat berupa pemenuhan perasaan emosional satu sama lain antar pasangan.
Tidak peduli seberapa buruk kehidupan seks anda, ini dapat menjadi lebih baik. Kuncinya adalah bagaimana anda mengetahui apa yang anda inginkan dan ungkapkan kepada pasangan anda.
Mendapatkan yang anda inginkan di tempat tidur
Mungkin pasangan anda membutuhkan foreplay yang panjang, sedangkan anda ingin sesuatu yang langsung menuju sasaran. Anda membutuhkan seks dua kali sehari sedang pasangan anda hanya mampu tiga kali seminggu. Meskipun hubungan anda dan pasangan sangat baik, gaya bercinta belum tentu selalu cocok.
Seks tidaklah menjadi sempurna secara alami, ada energy positif dalam hubungan, seperti kegembiraan, semangat, gairah. Seringkali pasangan membutuhkan perjuangan ekstra untuk sharing di kamar tidur.
Orang cenderung sangat sensitif ketika berbicara mengenai seks, mereka takut menyakiti pasangan saat berbicara terbuka. Rachel Sussman, LCSW, therapist hubungan dan keluarga di New York mengatakan “Anda tidak akan mendapatkan apa yang anda inginkan, kecuali anda memintanya”
Jadi bagaimana anda memberitahu pasangan anda apa yang anda inginkan tanpa melukai egonya? Anda dapat menggunakan pernyataan, "'Saya akan senang jika kita' ... atau, 'Bisakah kita mencoba ini?' ... jangan sampai anda membuat pasangan anda merasa buruk dengan apa yang dia lakukan atau tidak lakukan. " Anda dapat membuka percakapan ini di tempat tidur, atau saat makan malam bersama - di mana pun yang paling nyaman bagi Anda.
Sebelum anda berbicara, anda perlu tahu persis tentang apa yang menggangu kehidupan seks anda. Apakah itu soal teknik? Kebersihan pribadi? Waktu? Setelah anda tahu apa yang berjalan tidak semestinya, anda dapat mencari jalan untuk mengurangi keadaan itu.
Contohnya, jika bau tubuh pasangan anda terasa mengganggu, anda dapat menyarankan untuk mandi bersama sebelum bercinta. Jika pasangan anda menginginkan foreplay lebih, maka ia dapat meminta memperlambat permainan seks.
Anda dapat memberitahu pasangan anda apa yang anda ingin dia lakukan di tempat tidur, Anda perlu tahu apa yang anda inginkan. Bagi wanita mungkin mereka dapat mengeksplorasi tubuh mereka sendiri dengan cara melakukan masturbasi. Gunakan vibrator. Baca buku-buku. Ajari diri sendiri bagaimana mendapatkan orgasme.
Setelah apa yang anda tahu apa yang anda inginkan, anda dapat menyampaikan kepada pasangan anda.
Ketika berbicara dengan pasangan tidak bekerja