Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Home » » 10 Gejala HIV yang harus diwaspadai

10 Gejala HIV yang harus diwaspadai


Satu atau dua bulan setelah HIV memasuki tubuh, 40 sampai 90 persen ODHA akan mengalami gejala seperti flu, yang dikenal sebagai sindrom retroviral akut. Tetapi, gejala HIV terkadang tidak muncul selama beberapa tahun atau bahkan satu dekade setelah terinfeksi. Berikut adalah sepuluh gejala HIV yang harus Anda waspadai, seperti dilansir Health.com.


1. Demam ringan (sekitar 39 derajat Celcius)

Anda sering mengalami demam ringan yang disertai dengan gejala, seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.

2. Kelelahan

Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan Anda merasa lemah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dari HIV lho.

3. Nyeri pada persendian, otot, dan kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan dapat meradang ketika terjadi infeksi. Kelenjar ini biasanya berada di pangkal paha, leher, dan ketiak.

4. Sakit tenggorokan dan kepala

Sakit tenggorokan dan kepala menjadi gejala awal yang dirasakan oleh orang yang terinfeksi HIV. Meski begitu, tidak semua orang mengalami gejala tersebut.

5. Ruam kulit

Ruam kulit bisa muncul pada awal atau akhir infeksi HIV/AIDS. Gejala awal tampak seperti bisul atau ruam di beberapa bagian tubuh.

6. Mual, muntah, diare

30% sampai 60% orang yang terinfeksi mengalami mual, muntah, atau diare pada gejala awal HIV.

7. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan bisa menjadi tanda infeksi telah meningkat atau akibat diare. ODHA tetap akan kehilangan berat badannya secara drastis meskipun banyak makan.

8. Batuk kering

Batuk kering adalah tanda awal dari gejala HIV. Ini bisa berlangsung selama setahun dan menjadi semakin parah.

9. Berkeringat di malam hari

Sebagian orang sering kali berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV.

10. Perubahan kuku

Tanda lain dari infeksi HIV adalah perubahan kuku, seperti perubahan warna atau penebalan. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi jamur. Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun akan lebih rentan terhadap infeksi jamur.

HIV/AIDS mudah ditularkan melalui pemakaian jarum suntik bekas dan seks bebas. Selain itu, transfusi darah juga berisiko menularkan virus mematikan tersebut.