5 Masalah Seksual Pria Yang Memalukan
Untuk tetap fit di kamar tidur, kadang-kadang Anda memerlukan saran ahli. Jangan takut untuk berbicara dengan dokter Anda tentang masalah kinerja seksual anda.
Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi atau yang juga dikenal sebagai impotensi, adalah keadaan dimana penis tidak mampu mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seks. Untuk mempertahankan ereksi, penis membutuhkan aliran darah yang baik. Disfungsiereksi, "bisa menjadi tanda awal dari penyakit jantung atau pembuluh darah yang signifikan," kata Dr Carson.
Penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar pria yang berada di ruang gawat darurat karena serangan jantung atau stroke biasanya telah menderita disfungsi ereksi tiga sampai lima tahun sebelumnya.
Pengobatan untuk disfungsi ereksi biasanya akan menelusuri penyebab yang mendasarinya. Ini termasuk kelebihan kolesterol, merokok, dan faktor risiko lain untuk penyakit jantung.
Selain mengubah gaya hidup Anda, ada beberapa obat tersedia untuk mengobati disfungsi ereksi, termasuk Viagra, Levitra, dan Cialis.
Testosteron Deficiency Syndrome
Penurunan fungsi ereksi akibat TDS dapat diobati hanya dengan testosteron. Jika dibiarkan tidak diobati, TDS dapat secara serius mempengaruhi kesehatan seksual, fisik, dan mental pria. Oleh karena itu disarankan bagi pria dengan gejala-gejala mengarah pada TDS untuk memeriksakan kadar testosteron mereka.
Penyakit Peyronie
Peyronie adalah terbentuknya plak atau jaringan ikat yang mengeras pada salah satu sisi penis, sehingga akan membuat penis melengkung saat ereksi. Jika cukup parah, kondisi ini bisa menyakitkan, dan juga dapat menyebabkan anda tidak dapat berhubungan seks.
Peyronie penis disebabkan oleh jaringan parut akibat dari cedera yang terjadi sebelumnya. Gejala awalnya akan berbentuk benjolan keras, lebih sering di sisi atas penis, penis bengkok saat ereksi dan penis sakit saat ereksi. Dalam kebanyakan kasus, nyeri saat ereksi akan hilang setelah satu atau dua tahun, meskipun kelengkungan biasanya akan permanen.
Operasi adalah salah satu dari beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, biasanya operasi hanya ditujukan untuk peyronie yang parah dengan risiko adanya efek samping. Metode baru yang saat ini sedang diuji, adalah dengan seperti menyuntikkan senyawa ke dalam jaringan parut untuk meluruskan penis.
Ereksi berkepanjangan (Priapisme)
Pria yang mengalami ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam harus mencari bantuan di ruang gawat darurat. Pengobatan perlu dilakukan dalam waktu delapan jam dari awal ereksi untuk menghindari kerusakan permanen pada penis.
Salah satu penyebab ereksi berkepanjangan adalah obat yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi. Pil seperti Viagra biasanya tidak memberikan efek samping seperti ini, tetapi lebih sering terjadi karena adanya sejenis obat yang disuntikkan langsung ke penis. Kondisi ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari obat untuk masalah kejiwaan tertentu atau penggunaan kokain.
Penanganan untuk penderitanya adalah dengan menguras darah berlebih dari penis dengan jarum atau menggunakan obat-obatan untuk membatasi aliran darah ke penis. Tindakan lain adalah dengan operasi.
Ejakulasi Dini
Jenis yang paling umum terjadi pada pria adalah ejakulasi dini, dimana ejakulasi terjadi dalam waktu dua menit dari awal rangsangan seksual. Sekitar sepertiga dari pria mengalami hal ini. "Ejakulasi dini sebenarnya lebih umum pada pasien pada golongan usia yang sama dengan penderita disfungsi ereksi," kata Dr Carson. Ini juga merupakan disfungsi seksual yang paling umum pada pria di bawah 40.
Saat ini ada beberapa perawatan untuk ejakulasi dini. Obat antidepresan adalah salah satu pilihan. Anestesi topikal yang digunakan pada penis juga dapat menunda ejakulasi dengan mengurangi sensasi rangsangan.
Tips Menghindari Masalah Seksual Pria
Masalah seksual dan masalah ketidakmampuan pria dapat "ditunda, bahkan mungkin dicegah, dengan melakukan hal yang sederhana seperti diet, olahraga, berhenti merokok dan menjaga berat badan," kata Dr Carson.
Meskipun obat-obatan masih mungkin diperlukan, diet yang tepat dan olahraga dapat meningkatkan kadar testosteron dan fungsi seksual, serta mengurangi risiko kondisi lain, seperti kanker prostat.
Kunjungan rutin ke dokter juga penting, dimana dapat dilakukan skrining rutin untuk faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Tidak hanya kondisi phisik, "masalah psikologis juga merupakan bagian dari masalah seksual pria” kata Dr Carson. Untuk menjaga diri anda dapat berfungsi baik dalam hubungan intim, maka anda perlu untuk menjaga tidak hanya tubuh, tapi juga pikiran.