Durasi Ideal Pasangan Bercinta
Hubungan seks adalah topik yang selalu menarik perhatian untuk dibicarakan, salah satunya adalah mengenai lamanya waktu bercinta yang ideal. Ada banyak pertentangan mengenai hal ini, sebahagian orang menganggap bahwa waktu bercinta yang panjang menunjukkan kejantanan seorang pria. Akan tetapi sebahagian lainnya mengganggap kepuasan yang dicapai lebih menentukan kwalitas hubungan seks.
Hasil pertemuan dari beberapa ahli psikolog, psikiater dan konselor pernikahan yang tergabung dalam Society for Sex Therapy and Research menyimpulkan bahwa durasi seks antara 3-7 menit dianggap waktu yang ideal bagi pasangan. Waktu tersebut dihitung mulai dari saat pria dan wanita mulai melakukan penetrasi sampai terjadinya ejakulasi. Hal ini berarti bahwa permainan pendahuluan atau foreplay tidak dimasukkan dalam hitungan. Mereka menganggap bahwa waktu 1-2 menit tergolong terlalu cepat. Sedang durasi 10-30 menit dianggap terlalu lama dan dapat memberi efek negatif bercinta seperti menimbulkan kelelahan.
Walaupun sudah diketahui waktu ideal hubungan seks, penelitian yang dilakukan di Amerika dan Kanada menyimpulkan bahwa banyak pasangan menginginkan durasi seks berlangsung antara 7-13 menit. Ada juga pasangan yang mengharapkan penetrasi seks dapat berlangsung sampai 30 menit atau lebih karena mereka menganggap lamanya waktu dapat lebih memuaskan mereka.
Keinginan pasangan dalam menyatakan fungsi seksual mereka banyak ditentukan oleh informasi yang beredar di masyarakat baik formal maupun informal, seperti fantasi akan penis yang besar, kemampuan ereksi sekeras batu maupun durasi seks yang berlangsung lama.
Penelitian diatas dilakukan untuk mencegah timbulnya kekecewaan pada pasangan yang tidak mampu melakukan hubungan seks dalam waktu lama. Menurut Eric Corty, profesor psikologi keinginan untuk memberi kepuasan lebih lama pada pasangan membuat banyak pasangan menjadi kecewa dan stres.
“Kami ingin menyatakan kepada para pasangan bahwa kepuasan seks tidaklah ditentukan dari lama tidaknya hubungan seks diantara mereka, dan itu dapat mencegah mereka dari stres dan frustasi” tegas Corty, seperti dipublikasikan oleh Journal of Sexual Medicine.